Selamat Datang !!!

Selamat datang di Blogku, Semoga bermanfaat, Tolong tinggalkan komentar....!

Senin, 28 Desember 2009

KONSEP DASAR MOTIVASI

Definisi motivasi
Motivasi adalah pandangan suatu usaha untuk mempengaruhi tingkah laku seorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2004).
Menurut Mc Donald yang dikutip oleh Sunaryo (2002) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc Donald ini mengandung 3 elemen penting yaitu:
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri sikap individu manusia, karena mengangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia) penampakannya menyangkut kegiatan fisik manusia.
Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, dalam hal ini motivasi relevan yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi dalam hal ini motivasi merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan, motivasi memang muncul dalam diri manusia tetapi muncul karena terangsang atau terdorong oleh unsur lain. (Sunaryo, 2002)
Menurut Stanford yang dikutip oleh Nursalam (2002) terdapat 3 komponen utama dalam motivasi yaitu “kebutuhan dorongan, dan tujuan”. Kebutuhan terjadi apabila individu merasa tidak ada keseimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan, dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu, artinya tujuan yang mengarahkan pelaku seseorang itu (Nursalam, 2002).
Teori Motivasi
Masing-masing teori pada dasarnya berusaha menjelaskan mengapa orang berperilaku tertentu dan bagaimana motivasi terjadi.
Berdasarkan motivasi menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, 2004 adalah:
Teori Hedonisme
Hedonisme adalah suatu aliran didalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan duniawi. Menurut pandangan faham ini, manusia pada hakikatnya adalah makhluk meningkatkan hidup yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan oleh karena itu setiap menghadapi yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada mengakibatkan kesukaran. Dan pada intinya dalam teori ini manusia cenderung menghindari hal-hal yang mengandung resiko tinggi atau berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan.
Teori Naluri
Teori ini mengemukakan pada dasarnya manusia mempunyai tiga dorongan nafsu pokok yaitu:
  • Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
  • Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
  • Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan
Dengan memiliki tiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan dan tingkah laku manusia yang perbuatannya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan tiga naluri tersebut. Dan pada intinya dalam teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri manusia yang akan ditinjau dan perlu dikembangkan.
Teori Reaksi yang Dipelajari
Menurut teori ini apabila seorang pemimpin atau penduduk akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, maka pemimpin atau penduduk benar-benar belajar dan melatar belakangi kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dimotivasi. Teori ini juga disebut “Teori Lingkungan kebudayaan”
Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yag dipelajari. Daya dorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Menurut teori ini bila ingin memotivasi seseorang harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimiliki.
Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan fisik ataupun psikis oleh karena itu, menurut teori ini apabila ingin memotivasi seseorang harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.
Maslaw berpendapat kebutuhan dasar manusia ada 5 yaitu: 1). Kebutuhan fisiologi, 2). Kebutuhan keamanan, rasa nyaman, dan keselamatan, 3). Kebutuhan sosial, 4). Kebutuhan akan penghargaan, 5). Kebutuhan aktualisasi diri.
Macam-Macam Motivasi
Motivasi Intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsangkan dari luar, yakni motivasi intrinsik timbul dari dalam diri seseorang tanpa paksaan dari luar.
Motivasi Ekstrinsik
aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan/menggugah agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu (Purwanto, 2004).
Jenis-Jenis Motivasi
Ditinjau dari sudut alasanya motivasi diri manusia itu digolongkan kedalam motivasi:
Motivasi Biogenesis
Adalah motif yang berkembang pada dari manusia dan berasal dari organisme makhluk hidup, merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme seseorang demi kelajutan hidupnya secara biologis, misalnya: lapar, haus, istirahat, bernafas, seksual, eliminasi dan lain-lain.
Motivasi Sosiogenesis
Adalah motif yang berasal dari lingkungan kebudayaan dimana orang tua berada dan berkembang.



Fungsi Motivasi
Mendorong timbulnya tingkah laku atau suatu perbuatan serta menyeleksinya.
Sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian yang diinginkan.
Sebagai penggerak ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan (Purwanto, 2002)
Ciri-Ciri Motivasi
Ibu rutin ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan alat kontrasepsi pasca melahirkan.
Ibu merasa lebih senang karena dapat membatasi jarak kelahiran antara anak yang satu dengan yang lain.
Ibu juga dapat merencanakan berapa jumlah anak yang diinginkan
Ibu lebih banyak mengetahui tentang berbagai macam alat kontrasepsi pasca melahirkan
Merasa senang dan lebih semangat untuk mencari pengetahuan tentang alat kontrasepsi.
Klasifikasi Motivasi
Ada bebrapa ahli psikologis membagi motivasi dalam beberapa tingkatan, namun secara umum terdapat keseragaman dalam mengklasifikasikan tingkatan motivasi yaitu:
Motivasi kuat atau tinggi (81-100%)
Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa dirinya akan berhasil dalam mencaai tujuan dan keinginannya.
Motivasi sedang (51-80%)
Motivasi dikatakan sedang apabila diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi namun memiliki keyakinan yang rendah untuk berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginan.
Motivasi lemah atau rendah (< 50%)
Motivasi dikatakan lemah atau rendah apabila didalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif namun memiliki harapan dan keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat mencapai tujuan dan keinginannya (Irwanto, 2003).
Proses Terjadinya Motivsasi
Motivasi ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang harus segera dipenuhi untuk mencapai tujuan, motivasi sebagai motor penggerak maka bahan bakarnya adalah need atau kebutuhan (Rusmi, 1999).

Cara Meningkatkan Motivasi
Dengan tingkat verbal :Berbicara untuk mengembangkan semangat pendekatan pribadi, diskusi dan sebagainya.
Tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan)
Teknik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada.
Supertisi (kekayaan akan sesuatu secara logis, namun membawa keberuntungan).
Citra dan image yaitu dengan immagenasi atau daya khayal yang tinggi maka individu bermotivasi (Rusmi, 1999).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor internal
Umur
Yang dimaksud umur disini adalah usia responden terhitung sejak dilahirkan sampai dengan saat berulang tahun. Faktor usia sangat mempengaruhi motivasi seseorang, motivasi orang yang sudah berusia lanjut dalam pengalaman belajar mungkin lebih sulit dari orang yang lebih muda.
Pendidikan
Perbedaan pendidikan juga berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam pelaksanaan dan pengembangan diperlukan kemampuan fisik dan psikologis.

Status perkawinan
Yang dimaksud status perkawinan disini adalah status seseorang apakah dia sudah menikah apa belum. Hal ini berhubungan dengan anjuran dan nasehat pihak keluarga setidaknya akan memberikan motivasi melalui anjuran dan nasehat.
Faktor eksternal
Persaingan
Adalah kegiatan yang berdasarkan atas sikap rasional dan emosional dalam mencapai prestasi kerja yang baik. Persaingan diperoleh ambisi untuk memperoleh pengakuan, penghargaan dan status sosial yang baik.
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang dimaksud disini adalah lingkungan yang mencakup keadaan dan peristiwa yang dapat berpengaruh terhadap profesi keperawatan, baik yang sedang terjadi, ada 4 skenario masa depan yang diprediksi akan terjadi dan harus diantisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia.
(Sastro Hadi Suwiro, 2002)
Motivasi Menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam menggunakan kontrasepsi khususnya KB untuk memotivasi dan informasi sangatlah penting untuk memperoleh penjelasan dan akses terhadap berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif dan akses terjangkau. Alasan peserta menggunakan alat kontrasepsi yaitu: 1). Keuntungan, 2). Karena kerugian, 3). Karena cara kerjanya, 4). Efek samping, 5). Indikasi dan kontraindikasi (Muchtar, 1998).
Motivasi tersebut bisa ditingkatkan dengan cara pemberian penjelasan informasi tentang KB baik keuntungan, kerugian, efek samping, cara kerja dari KB sehingga ibu-ibu nifas dapat termotivasi untuk menggunakan alat kontrasepsi pasca melahirkan.

Konsep Dasar Kecemasan

Pengertian kecemasan

Kecemasan adalah respon emosional terhadap kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. (Gail W.Stuart,2006:144)

Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan dari susunan saraf Automotorik. (Haroldl Koplan.MD,1998:145)

Tanda dan gejala cemas

  • Tanda fisik
  • Gemetar,renjatan
  • Rasa goyah,nyeri punggung dan kepala
  • Ketegangan otot
  • Napas pendek,hiperventilasi
  • Mudah lelah
  • Sering kaget
  • Hiperaktivitas automotorik
  • Wajah merah pucat
  • Takikardia
  • Tangan rasa dingin

Gejala psikologik

  • Rasa takut
  • Sulit konsentrasi
  • Hepervigilance/siaga berlebihan
  • Isomnia
  • Libido menurun
  • Rasa mengganjal ditenggorokan
  • Rasa mual diperut

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ada dua :

Faktor-faktor kognitif

Fokus dari perspektif kognitif adalah pada peran dari cara berpikir yang distorsi dan disfungsional yang mungkin memegang peran pada pengembangan gangguan-gangguan kecemasan. beberapa gaya berpikir yang dikaitkan dengan gangguan-gangguan kecemasan adalah:

Prediksi berlebihan terhadap rasa takut

Orang dengan gangguan kecemasan sering kali memprediksi secara berlebihan tentang seberapa besar ketakutan atau kecemasan yang akan mereka alami dalam situasi-situasi pembangkitan - kecemasan, orang dengan fobia ular misalnya, mungkin berharap akan gemetar ketika berhadapan dengan seekor ular

Keyakinan yang Self-Defeating atau rasional

Pikiran-pikiran Self-Defeating dapat meningkatkan dan mengekalkan gangguan-gangguan kecemasan dan fobia. Bila berhadapan dengan stimuli pembangkitan kecemasan, orang mungkin berfikir, ”Saya harus keluar dari sini,” atau”Jantung saya akan meloncat keluar dari dada saya”.pikiran-pikiran semacam ini mengintensifikasi keterangsangan otomotorik: menunggu rencana, memperbesar aversivitas stimuli, mendorong tingkah laku menghindar,dan menurunnya harapan untuk Self-Efficacy sehubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengembalikan situasi.

Sensitivitas berlebihan terhadap ancaman

Suatu sensitivitas berlebihan terhadap sinyal ancaman adalah ciri utama dari gangguan-gangguan kecemasan. Orang-orang dengan fobia memersepsikan bahaya pada situasi-situasi yang oleh kebanyakan orang dianggap aman,seperti menaiki elevator atau mengendarai mobil melalui jembatan. Kita semua mempunyai sistem alarm internal yang sensitif terhadap sinyal ancaman. Sistem ini secara ovulasi mempunyai keuntungan untuk manusia karena meningkatkan kemungkinan terhadap hidup dalam lingkungan yang sarat akan hostilitas.

Sensitivitas kecemasan

Sensitivitas kecemasan (anxiety sensitivity) biasanya didesifinisikan sebagai ketakutan terhadap kecemasan dan simtom-simtom yang terkait dengan kecemasan. Orang dengan taraf sensitivitas yang tinggi terhadap kecemasan mempunyai ketakutan terhadap ketakutan itu sendiri. Mereka takut terhadap emosi-emosi mereka atau takut bahwa keterangsangan tubuh yang diasosiasikan dengan keadaan tersebut akan menjadi tidak terkendali, mengakibatkan konsekuensi yang merugikan, seperti menderita serangan jantung,mereka mungkin mudah sekali menjadi panik bila mereka mengalami tanda-tanda kebutuhan dari kecemasan,seperti jantung berdebar, nafas pendek, karena mereka menganggap simtom-simtom ini sebagai akan datangnya malapetaka.

Sensitivitas terhadap kecemasan merupakan faktor resiko yang penting bagi gangguan panik

Salah mengatribusikan sinyal-sinyal tubuh

Para teoretikus kognitif menunjukkan peran dari salah interpretasi yang membawa bencana, seperti peran palpitasi jantung,pusing tujuh keliling,kepala enteng dalam eskalasi dari simtom-simtom panik menjadi serangan panik yang parah. Epinefrina mengintensifikasi sensasi fisik dengan terjadinya peningkatan denyut jantung, nafas cepat, dan berkeringat. Perubahan-perubahan pada sensasi tubuh ini diinterpretasikan secara salah sebagai tanda-tanda dari akan terjadinya serangan panik atau lebih buruk lagi sebagai tanda akan terjadinya bencana(“Ya Tuhan,saya mendapat serangan jantung!”). salah atribusi dari sinyal-sinyal tubuh lebih lanjut dapat memperkuat persepsi akan adanya ancaman,yang kemudian meningkatkan kecemasan, dan lebih lanjut lagi menyebabkan simtom-simtom tubuh yang terkait dengan kecemasan, dan seterusnya dalam suatu lingkaran setan yang dengan cepat akan membubung menjadi serangan panik yang sepenuhnya

Kecemasan dan Self-Efficacy yang rendah

Kehilangan kepercayaan dalam kemampuan sendiri untuk mengekspresikan dirinya sendiri. Ide yang ingin diungkapkan dihambat oleh kecemasan,yang mengganggu kemampuannya untuk berpikir dan berbicara dengan jelas. Kecemasan ini dipertahankan dengan persepsi yang salah tentang dirinya sebagai tidak mampu untuk mengatakan hal yang benar bila diminta untuk berpendapat dalam kelas atau bila berjumpa dengan orang-orang baru

Faktor-faktor Biologis

Bukti-bukti makin bertambah mengenai pentingnya faktor-faktor biologis pada gangguan-gangguan kecemasan faktor-faktor seperti hereditas dan ketidakseimbangan biokimia di otak. faktor biologis diantaranya adalah:

Faktor-faktor genetis

Faktor-faktor genetis tampak mempunyai peran penting dalam perkembangan gangguan-gangguan kecemasan, termasuk gangguan panik ,gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesis-kompulsif, dan gangguan-gangguan fobia. Peneliti juga mengaitkan suatu gen dengan neurotisisme, suatu trait kepribadian yang mungkin mendasari kemudahan untuk berkembangnya gangguan-gangguan kecemasan. Trait neurotitisme mempunyai ciri kecemasan, suatu perasaan bahwa suatu yang buruk akan terjadi,dan kecenderungan untuk menghindari stimulus pembangkit ketakutan. Para peneliti memperkirakan bahwa separuh variabilitas dari masyarakat dalam populasi umum yang mempunyai trait mendasar ini berasal dari faktor-faktor ganetis,dan factor lingkungan menjelaskan yang separuhnya lagi.

Neorotransmiter

Sejumlah neurotransmitter berpengaruh pada reaksi kecemasan,termasuk gamma aminobutyrc (GAMA). GAMA adalah neurotransmitter yang inhibitori, yang berarti meredakan aktivitas berlebih dari system saraf dan membantu untuk meredam respon-respon stress. bila aksi GABA tidak adekuat, neuro-neuro dapat berfungsi berlebihan,kemungkinan menyebabkan kejang-kejang .dalam kasus-kasus yang kurang dramatis,aksi GABA yang kurang adekuat dapat meningkatkan kecemasan. ketidakteraturan dalam reseptor serotonin dan norepinephrine di otak juga memegang peran dalam gangguan-gangguan kecemasan. (Jeffrey S. Nevid, 2005:180)

Tingkat Kecemasan.

Kecemasan ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam hidup sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Kecemasan sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

Kecemasan berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua prilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

Kecemasan tingkat panik.

Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali,orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik ,terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan,dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian. (Stuart dan Sundeen,1998:175)

Faktor Predisposisi

Dalam pandangan psikoanalitik, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian-id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi dua tuntutan dari elemen yang bertentangan, dan fungsi kecemasan adalah mengikatkan ego bahwa ada bahaya.

Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan,yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat.

Menurut pandangan prilaku, kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Pakar prilaku lain menganggap kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Pakar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukkan kecemasan pada kehidupan selanjutnya.

Kajian keluarga, Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpah tindih dalam gangguan kecemasan dan antara gangguan kecemasan dengan depresi.

Kajian biologis, menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan.(Gail W.Stuart, 2006:146)