Selamat Datang !!!

Selamat datang di Blogku, Semoga bermanfaat, Tolong tinggalkan komentar....!

Senin, 30 April 2012

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil tidak melakukan ANC



 
Depkes RI (2008) mengatakan Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil tidak melakukan ANC adalah:
       1)    Faktor internal meliputi :
a)         Paritas
                 Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya.
b)        Usia
                 Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa.

Rabu, 25 April 2012

remaja dan kehamilan


REMAJA yang merupakan generasi penerus perjuangan bangsa menghadapi berbagai permasalahan dari dalam dirinya maupun lingkungan. Masalah remaja pada hakekatnya bersumber pada perubahan organobiologik akibat pematangan organ-organ reproduksi yang seringkali tidak diketahui oleh remaja sendiri. Untuk itu perlu ditangani secara lebih serius. Salah satu permasalahan yang perlu penanganan secara khusus adalah kesehatan reproduksi remaja.
Terlalu cepat atau terlambat perkembangan seks pada remaja akan menjadi masalah bagi remaja. Demikian juga masalah akan timbul karena informasi-informasi yang salah tentang seks yang diberikan oleh lingkungannya.

Jumat, 20 April 2012

pemeriksaan payudara sendiri

a.                  Pengertian SADARI
SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya
SADARI adalah suatu cara yang efektif untuk menemukan tumor sedini mungkin.
b.                  Tujuan SADARI
Tujuan utama SADARI adalah untuk menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik.

Rabu, 18 April 2012

keterkaitan antara kecemasan dan pengetahuan


Menurut Gunarsa (2005 : 27) kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku. Baik tingkah laku normal mau pun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dan pertahanan terhadap kecemasan itu. Setelah mengetahui terjadinya sebuah masalah seseorang akan sangat merasa cemas bahkan panik dengan dada merasa berdebar-debar, namun seiring berjalannya waktu kecemasan akan mereda jika seseorang dapat mengatasi penyebab rasa cemas tersebut bahkan tidak cukup mengatasi namun memaklumi keadaan mencoba mencari intervensi yang sesuai dengan kondisinya mungkin seseorang akan terlepas dari rasa cemas tersebut.
Hal tersebut menegaskan bahwa kecemasan akan dapat diatasi jika seseorang mengetahui berbagai hal penyebab kecemasan dan mendapatkan solusi dari penyebab kecemasan tersebut namun hal tersebut membutuhkan waktu dan kedewasaan seseorang

Jumat, 13 April 2012

Penyapihan Bayi

 Masa mulai menyapih
Pada usia 2 tahun bayi mulai disapih. Agar tidak menyakiti bayi, seminggu sebelum disapih sebaiknya bayi menyusui satu kali saja, misalnya hanya waktu malam hari menetek, sedang paginya hanya diberi susu sapi satu gelas.
Untuk mengetahui bayi cukup makan atau tidak, sebaiknya bayi ditimbang dalam waktu tertentu. Bila kenaikan berat badan bayi sesuai dengan bertambahnya umur, berarti makanan bayi sudah cukup. Setelah itu bayi disapih makananya yang terdiri dari makanan balita.
Penyapihan adalah suatu perubahan progresif pemberian makanan pada bayi dari yang semula mendapat ASI sebagai satu-satunya sumber makanan menuju kepada suatau jenis makanan sehari-hari keluarga
Penyapihan adalah perpindahan yang progresif dari bayi yang semula mendapat ASI yang mendapat makanan seperti anggota keluarga lainnya (makanan dewasa). Penyapihan juga bisa disebut dengan proses pematangan. Anak yang puas dalam kehidupannya, saat disapih akan siap menghadapi tahap kehidupan selanjutnya
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyapihan (Soetjiningsih,1995)
  1. Perubahan sosial budaya
a.       Ibu-ibu bekerja atau kesibukan lainnya
b.      Meniru teman, tetangga, atau orang terkemuka yang memberikan susu botol
  1. Faktor psikologi
a.        Takut kehilangan daya tarik sebagai wanita
b.        Tekanan batin
  1. Faktor fisik ibu
      Ibu sakit, misal : mastitis, panas dan sebagainya
  1. Faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan
  2. Meningkatkan promosi susu  kaleng sebagai pengganti ASI
  3. Penerangan yang salah dari petugas kesehatan yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng.
  4. Gangguan penyusuan
Suatu hubungan sebab akibat antara pengenalan atau pemberian makanan tambahan yang dini dan penghentian penyusuan, jika makanan diberikan sebelum bayi menyusu, maka ASI akan sulit dihentikan karena bayi sudah kenyang.  
  1. Beban ginjal yang berlebihan
Makanan padat, baik dibuat sendiri ataupun buatan pabrik, cenderung mengandung NaCl tinggi yang akan menambah beban bagi ginjal. Beban tersebut masih ditambah oleh makanan yang mengandung daging (Hiperosmolitas). Penyebab haus dan oleh karena itu menyebabkan penerimaan susu dan energi yang berlebihan.
  1. Alergi terhadap makanan
Belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan banyak terjadinya alergi terhadap makanan pada masa kecil. Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 7, 5% dan telah diingatkan bahwa alergi terhadap makanan lain seperti jeruk, tomat, ikan, telur, serelia, bahkan mungkin sering terjadi.
  1. Gangguan pengaturan selera makan
Makanan padat dianggap sebagai penyebab kegemukan pada bayi. Selera makan atau minum bayi menurun mungkin karena ASI nya sedikit dan ibu tidak menyadarinya atau susu kalengnya tidak disukai sehingga minumnya habis.
  1. Tingginya solute load hingga dapat menimbulkan hyperosmolality
Mungkin saja dalam makanan padat yang dipasarkan terdapat zat warna atau pengawet yang tidak diinginkan.  Seimbang dengan kebutuhan gizi merupakan sebab utama terjadinya gizi buruk pada usia muda.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan beberapa negara termasuk Indonesia terlihat adanya kecenderungan para ibu untuk menyapih bayinya lebih awal, yaitu pada usia kurang dari 12 bulan. Kebiasaan ini mulanya hanya terbatas pada kelompok ibu yang berpenghasilan cukup terutama di kota, akan tetapi kebiasaan menyapih lebih awal menyebar juga ke desa-desa. Jellife mengatakan bahwa penghentian pemberian ASI yang diberikan 
 

Dukungan

Pengertian Dukungan
Dukungan mengacu kepada dukungan-dukungan yang dipandang oleh kerabat atau keluarga (ayah, ibu, suami, istri, dll) sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dani suami istri atau dukungan dan saudara kandung; atau dukungan sosial keluarga eksternal - dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga inti
Menilai Dukungan
Setiap anggota keluarga memiliki sendiri aktivitas-aktivitas santainya, hal ini tergantung kepada minat, kebutuhan, usia, sumber-sumber dan waktu dari masing-masing individu. Disamping aktivitas-aktivitas santai individu, keluarga sebagai satu unit juga memiliki aktivitas-aktivitas santai regular yang dapat diikuti oleh semua anggota keluarga dan ini memperkokoh hidup berupa aktivitas-aktivitas bersifat keagamaan, pendidikan, rekreasi, kewarganegaraan, dan budaya.

Selasa, 10 April 2012

Dukungan

Pengertian Dukungan
Menurut Sarafino dukungan adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok.
Dukungan dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dani suami istri atau dukungan dan saudara kandung; atau dukungan sosial keluarga eksternal - dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga inti
Menilai Dukungan
Setiap anggota keluarga memiliki sendiri aktivitas-aktivitas santainya, hal ini tergantung kepada minat, kebutuhan, usia, sumber-sumber dan waktu dari masing-masing individu. Disamping aktivitas-aktivitas santai individu, keluarga sebagai satu unit juga memiliki aktivitas-aktivitas santai regular yang dapat diikuti oleh semua anggota keluarga dan ini memperkokoh hidup berupa aktivitas-aktivitas bersifat keagamaan, pendidikan, rekreasi, kewarganegaraan, dan budaya.
Bentuk Dukungan Sosial
Bentuk bantuan yang diberikan orang lain terdiri dari:
1)        Dukungan Emosional
Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
2)        Dukungan Penghargaan
Terjadi lewat ungkapan hormat/penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah harga diri).
3)        Dukungan Instrumental
Mencakup bantuan langsung. misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan meniberi pekerjaan pada orang yang tidak punya pekerjaan.
4)        Dukungan Informatif
Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan. dan infhrmasi serta petunjuk.
Sumber Dukungan Keluarga
Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal
Lima Fungsi Keluarga
1)        Fungsi afektif (affective function)
Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dan seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif, perasaan memiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang dan reinforcement..
2)      Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Fungsi ini sebagai tempat untuk melatih anak dan mengembangkan kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antara anggota keluarga yang ditujukan dalam sosialisasi.
3)      Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber daya manusia. 
4)      Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan dan memenuhi kehutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah. Fungsi ini sukar dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan.
5)      Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan meinengaruhi status kesehatan keluarga. Bagi tenaga kesehatan keluarga yang profesional, fungsi perawatan kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga.
Mekanisme dukungan
Mekanisme bagaimana dukungan sosial berpengaruh terhadap kesehatan Dikenal ada 3 mekanisme social support yang secara langsung atau tidak berpengaruh terhadap kesehatan seseorang
1)        Mediator perilaku. Mengajak individu untuk mengubah perilaku yang jelek dan meniru perilaku yang haik (misalnya, berhenti merokok).
2)        Psikologis. Meningkatkan harga diri dan menjembatani suatu interaksi yang bermakna.
3)        Fisiologis. Membantu relaksasi terhadap sesuatu yang mengancam dalam upaya meningkatkan sistem imun seseorang.

Pola asuh pada anak

Pola asuh sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian serta aspek-aspek pembentuk kepribadian diantaranya adalah: emosi, sosial, motivasi, intelektual dan spiritual. Guna tercapai kedewasaan yang matang, hingga terwujud kepribadian yang sukses dalam diri anak (Ismira, 2008). Fenomena yang terjadi di RA Muslimat Desa Bakung Kecamatan Kanor Bojonegoro terdapat sebagian anak yang berperilaku hiperaktif dan susah untuk berkomunikasi pada waktu tatap muka dengan gurunya,selain itu banyak orang tua yang selalu menuruti jika anaknya menginginkan mainan atau jajan yang sebenarnya berdampak kurang baik bagi anaknya.


psikologis masa menopause

Memasuki usia di atas 50 tahun bagi wanita yang sangat dikhawatirkan adalah datangnya menopause, berbagai mitos dan ketakutan biasanya menghantui kaum perempuan, apalagi bila dihubungkan dengan masalah keharmonisan rumah tangga. Kebanyakan perempuan yang mengalami gejala-gejala ini dapat menimbulkan stress, biasanya mengalami penurunan kualitas hidup dan rasa percaya diri. Sementara itu keluhan jangka panjang yang bisa dirasa adalah adalah hilangnya kepadatan tulang yang berkelanjutan (osteoporosis), pada akhirnya dapat mengakibatkan kepatahan/ keretakan pergelangan ,pinggul dan punggung.

Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan proyeksi penduduk tahun 2008, terdapat 5.320.000 perempuan Indonesia memasuki masa menopause per tahunnya, sementara sekitar 25 juta perempuan di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Perempuan memasuki masa menopause umumnya terjadi di umur rata-rata adalah pada awal 51 tahun atau pertengahan usia 50-an. Data Departemen Kesehatan tahun 2006 di Indonesia jumlah wanita yang telah mengalami menopause telah mencapai 30 juta jiwa dan yang mengalami kecemasan sebanyak 10%. Di Jawa Timur tahun 2006 wanita yang telah mengalami menopause sebanyak 5 juta jiwa dan yang mengalami kecemasan sebanyak 18%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik tanggal 9-10 April Tahun 2012 pada 8 wanita menopause dengan wawancara didapatkan 6 ibu mengetahui tentang menopause dan dari 6 ibu tersebut 4 mengatakan cemas dengan perubahan fisik yang dialaminya. Sedangkan 2 ibu belum mengetahui tentang menopause dan mengatakan cemas dengan perubahan fisiknya.
Sebagian besar perempuan Indonesia tidak mengetahui dampak yang bisa timbul saat memasuki masa menopause. Padahal saat memasuki masa tidak haid lagi, perempuan bisa saja menjadi rentan terhadap resiko penyakit  seperti pengeroposan tulang, alzheimer (pikun), resiko penyakit jantung, nyeri pada vagina karena kering, penanggalan gigi, serta dapat berakibat sakit mata. Berhentinya siklus menstruasi dirasakan sebagai hilangnya sifat inti kewanitaannya karena sudah tidak dapat melahirkan anak lagi. Masa menopause pasti terjadi namun seseorang bisa menjalaninya dengan sehat dan tanpa gangguan psikologis khususnya kecemasan bila mengetahui apa itu masa menopause dan bagaimana cara menjaga kesehatan fisik dan kejiwaan masa menopause. Namun bagi yang tidak mengetahuinya  menopause kerap kali hanya dilihat sebagai masalah fisik yang memerlukan penanganan medis semata. Akibat lebih jauh adalah timbulnya perasaan tidak berharga karena tidak bisa hamil lagi, dan merasa tidak berarti dalam hidupnya sehingga muncul rasa khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang yang dicintainya akan berpaling dan meninggalkannya
Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian. Di tengah keluarga yang harmonis, kesiapan menerima proses penuaan makin besar tanpa menghadapi gejala klinis yang berarti
Oleh karena itu, untuk mengurangi gejala dan kecemasan dalam menghadapi menopause, dapat dilakukan dengan cara makan makanan bergizi, melakukan olahraga, dan melakukan teknik relaksasi misalnya jalan kaki atau naik sepeda. Peran tenaga kesehatan komunitas harus lebih mengaktifkan posyandu bagi wanita usia lanjut dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung kesehatan fisik seperti olah raga rutin, kegiatan sosial dan lain-lain. Selain itu pemberian informasi seputar masa menopause akan membantu para wanita untuk berperilaku bersih dan sehat.

Senin, 09 April 2012

Sosial ekonomi dalam kesehatan

  1. Pengertian
¨      Sosial  adalah  segala  sesuatu  yang  mengenai  masyarakat
¨      Ekonomi  adalah  segala  usaha  manusia  dalam  memenuhi
¨      kebutuhannya  guna  mencapai  kemakmuran  hidupnya,  pengaturan  rumah tangga
¨      Sosial  ekonomi  adalah  suatu  konsep,  dan  untuk  mengukur  sosial ekonomi  keluarga  harus  melalui  variabel-variabel  pendapatan  keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan
¨      Keadaan  sosial  ekonomi  yang  rendah  pada  umumnya  berkaitan  erat dengan  berbagai  masalah  kesehatan  yang  dihadapi,  hal  ini  disebabkan karena  ketidakmampuan  dan  ketidaktahuan  dalam  mengatasi  berbagai masalah tersebut

  1. Variabel yang diukur dalam sosial  ekonomi keluarga
¨      Pendapatan keluarga
Kemiskinan    sebagai    salah    satu    determinan    sosial    ekonomi merupakan  penyebab  gizi  kurang  yang  pada  umumnya menduduki posisi pertama Menurut Emil Salimbahwa kemiskinan adalah merupakan suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. Salah satu akibat dari kurangnya kesempatan kerja adalah rendahnya pendapatan masyarakat. Kurangnya kesempatan kerj a yang tersedia tidak lepas dan struktur perekonomian Indonesia yang sebagian besar masih tergantung pada sektor pertanian termasuk masyarakat pedesaan yang sebagian besar hidup dan hasil pertaniaan (agraris) dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris hanya bersifat sambilan sebagai pengisi waktu luang. Tolok ukur yang umumnya digunakan untuk penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin adalah tingkat pendapatan.
Pendapatan merupakan nilai maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti semula
Terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status gizi. Hal itu karena tingkat pendapatan merupakan faktor yang menetukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan (FKM UI, 2007 : 176). Hal mi akan berdampak terhadap status gizi balita yang pada umumnya akan menurun (Depkes RI, 2000 : 3).
Berdasarkan survey pendapatan dan pengeluaran rumah tangga
tahun 2008 oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro,
pendapatan keluarga di Kabupaten Bojonegoro dibedakan menjadi 3
golongan:
1) Pendapatan rendah : dibawah Rp 625.000 per bulan
2) Pendapatan sedang : Rp 625.000- Rp 1.105.000 per bulan
3) Pendapatan tinggi : diatas Rp 1.105.000 per bulan
¨      Pendidikan ibu
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan
adalah pendidikan yang terlampau rendah. Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya (Ahmadi Abu, 1997 : 344). Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dir kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 tahun 2003).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan yang melandasi tingkat pendidikan menengah. Adapun tingkat pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Adapun bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan tingkat pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (UU RI No. 20 tahun 2003).
Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan (Nursalam dan S Pariani, 2001 33). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor orang tua salah satunya adalah pendidikan orang tuanya. Untuk mengatasi masalah perkembangan anak upaya yang harus dilakukan orang tua adalah mencari berbagai hal informasi (seperti mengakses internet, mengikuti penyuluhan atau seminar, membaca buku) tentang perkembangan anak terutama bagaimana cara menstimulasi dan mendeteksi dini terjadinya penyimpangan perkembangan. Peran tenaga kesehatan sangat penting dalam komunitas untuk memberikan pendidikan kesehatan khususnya pada masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan rendah, supaya dapat dilakukan upaya deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang.
¨      Pekerjaan ibu
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga
Batasan ibu yang bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan aktivitas ekonomi mencari penghasilan baik di sektor formal maupun informal yang dilakukan secara reguler di luar rumah. Tentunya aktivitas ibu yang bekerja akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan pelayanan/kasih sayang terhadap anaknya (http://syehaceh.wordpress.com). Anak yang mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional, selalu mendapat senyuman, mendapat makanan yang seimbang maka keadaan gizinya lcbih baik dibandingkan dengan teman scbayanya yang kurang mendapat perhatian orang tua . Anak yang diasuh oleh nenek atau tetangga bukan kerabat kemungkinan juga menjadi penyebab masalah gizi (http://www.kompas.com). Selain itu para ibu yang mencari nafkah tambahan pada waktu-waktu tertentu misalnya pada musim panen mereka pergi memotong padi para pemilik sawah yang letak sawahnya jauh dan tempat tinggal para ibu tersebut. Anak-anaknya terpaksa ditinggalkan di rumah sehingga kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Para ibu yang menerima pekerjaan tetap sehingga harus meninggalkan anaknya dan pagi sampai sore. Dengan demikian pemberian ASI atau makanan tambahan tidak dilakukan sebagaimana mestinya
Pekerjaan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1) Bekerja PNS/ABRT, swasta, buruh/pegawai tidak tetap.
2) Tidak bekerja/ibu rumah tangga