A. Latar Belakang
Gizi sehat memang dibutuhkan oleh siapa saja, mulai dari anak sampai dewasa, mulai dari yang sehat sampai yang sedang sakit. Demikian pula dengan masa kehamilan. Masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang tentu harus didukung dengan asupan gizi yang baik. Asupan gizi yang buruk dapat menimbulkan berbagai dampak baik bagi kesehatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. Ibu bisa menderita anemia dan kurang gizi sedangkan pada bayi bisa berupa berat badan lahir rendah, lahir prematur, bahkan mungkin pula tidak jadi dilahirkan karena keguguran Ibu hamil harus selalu memperhatikan jadwal dan jenis makanan yang dikonsumsi,
karena pertumbuhan dan perkembangan janin tergantung dari gizi makanan ibu. Beberapa zat gizi berperan vital dalam pertumbuhan janin. Selama kehamilan, metabolisme energi meningkat akibat perubahan sistem tubuh dan perkembangan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan energi dan zat gizi harus ditingkatkan (wahyu triasmara, 2010). Berdasarkan data Hellen Keller Internasional (HKI) 2008 di Jateng, terjadi peningkatan kurang zat gizi pada ibu hamil sebanyak 50 persen selama 2 tahun terakhir dan hal tersebut dikarenakan kurangnya dukungan materi oleh keluarga.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Kauman Sleman Yogyakarta pada bulan Januari 2009 dengan menggunakan kuesioner yang ditujuan kepada ibu hamil dan keluarganya didapatkan data bahwa dari 20 ibu hamil dan keluarga, terdapat 9 keluarga (45%) tidak mendukung karena suaminya bekerja di luar kota. Sedangkan 5 keluarga (25%) hanya mendukungan dari segi materi saja seperti memberikan uang untuk membeli kebutuhan ibu hamil. Sedangkan 6 keluarga (30%) sangat mendukung baik dari segi materi, informasi, dan perhatian. Hal tersebut dikarenakan suaminya mempunyai pekerjaan yang layak dan ada di rumah menamani istrinya yang sedang hamil
Bagi ibu yang sedang mengandung, sangat perlu diperhatikan makanan yang akan dikonsumsinya. Namun pemenuhan tersebut memerlukan dukungan oleh keluarga terutama oleh suami. Suami sangat berperan dalam pemenuhan materi untuk pemenuhan gizi, pemberian informasi tentang gizi, dukungan emosional supaya istri merasa nyaman, dll. Namun, jika semua hal tersebut kurang terpenuhi maka akan berdampak pada status gizi ibu hamil ibu sendiri. Suami harus rela memberikan kebutuhan gizi pada istri yang sedang hamil, seperti dengan menyediakan makanan berkualitas bagi istrinya dua kali lebih banyak dari biasanya, memberikan kebutuhan tambahan vitamin, penambah darah, serta kalsium bagi ibu. Suami juga harus rajin mengontrol pola makan ibu hamil, menyediakan makanan ekstra berkualitas dan memberikan motivasi kepada istrinya untuk rajin mengkonsumsi makanan-makanan bergizi tersebut.
Banyak ibu hamil yang cemas apakah mereka akan dapat memenuhi asupan gizi secara seimbang. Untuk menghindari hal tersebut maka dapat dilakukan konsultasi kepada dokter kandungan dan ahli gizi (Admin, ayahbunda. 2010). Dan juga tidak kalah penting pada seluruh anggota keluarga terutama suami untuk selalu mendukung pemenuhan gizi pada ibu hamil.
B. rumusan masalah
1. Rumusan masalah
“Adakah pengetahuan keluarga tentang gizi kehamilan dengan dukungan keluarga pada pemenuhan gizi ibu hamil di ............................. ?”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang gizi kehamilan dengan dukungan keluarga pada pemenuhan gizi ibu hamil di ............................. .
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang gizi kehamilan di ............................. .
b. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada pemenuhan gizi ibu hamil di ............................. .
c. Menganalisis pengetahuan keluarga tentang gizi kehamilan dengan dukungan keluarga pada pemenuhan gizi ibu hamil di ............................. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar