Anemia dapat didiagnosis dengan pasti kalau kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal , berdasarkan kelompok umur/jenis kelamin.Jika anemia disebabkan oleh defisiensi zat bezi , kadar hemoglobin dapat ditingkatkan dengan cara meninggikan masukan zat bezi yang midah diserap. bagaimanapun juga , banyak orang yang tampaknya mempunyai hemoglobin normal juga menunjukkan respons terhadap pemberian zat bezi, disertai dengan peningkatan kadar hemoglobin ; hal yang menggambarkan bahwa sebenarnya mereka menderita defisiensi zat bezi. Karena itu penilaian frekuensi anemia defisiensi zat bezi pada suatu masyarakat dengan cara mengukur kadar hemoglobin, cenderung mengurangi prevalensi sebenarnya.
Distribusi nilai normal hemoglobin diseluruh dunia secara umum hampir sama, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, kehamilan dan ketinggian dari permukaan laut.,
Ber54dasarkan informasi dari berbagai sumber, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan , serta batas anjuran yang direkomendasikan oleh WHO Scientifiec group, diperkirakan 30% dari 5 milyar penduduk dunua menderita anemia.
Anak-anak dan wanita hamil paling banyak terkena, dengan perkiraan prevalensi global masing- masing 43% dan 51%.prevalensi anemia diantara anak usia sekolah adalah 37%, wanita tidak hamil 35% dan laki- laki dewasa 18%.Sedikit sekali data anemia pada remaja dan orang tua, sehingga tidak mungkin dilakukan perkiraan ytang tepat untuk kedua golongan ini.Namun, angka prevalensi remaja hampir sama dengan wanita dewasa dan angka prevalensi orang tua sedikit lebih tinggi dari lelaki dewasa.
Anemia divisiensi zat bezi jauh lebih lajim terjadi di negara yang sedang berkembang dari pada negara industri.prevalensi yang paling tinggi tedapat di afrika dan asia selatan. Kecuali laki- laki dewasa , perkiraan prevalensi pada semua kelompok di kedua tempat itu lebih dari 40%, dan sampai 65% pada wanita hamil di asia selatan .prevalensi di amerika latin lebih rendah berkisar dari 13% pada laki- laki dewasa hingga 30% pada wanita hamil . di asia timur, prevalensi berkisar dari kira- kira 11% pada laki- laki dewasa sampai 22% pada anak usia sekolah.
Anemia bisa disebabkan bukan hanya oleh defisiensi zat besi (atau lebih jarang lagi, zat- zat gizi lain) tetapi juga oleh kondisi-kondisi lain . penyakit malaria , cacing tambang dan infeksi- infeksi lain berperan penting di daerah – daerah yang beriklim tropis.
Penyakit – penyakit hemolitik kongenital seperti anemia sl sabit dan talasemia juga dijumpai pada masyarakat tertentu, terutama di afrika, asia dan beberapa pulau di pasific, meskipun tidak dijadikan sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama.di beberapa negara asia seperti birma , republik demokrat rakyat laos, Thailand dan republik Vietnam, tingginya prevalensi talasemia sebaiknya di perhitungkan dalam mempertimbangkan program pemberian suplemen zat besi.
Jika semua faktor ini dimasukkan dalam pertimbangan, diperkirakan 700-800 juta penduduk dunia menderita anemia defisiensi zat besi. Bagaimanapun juga, ini hanyalah perkiraan yang sangat konserfativ , gambaran sebenarnya mungkin lebih tinggi lagi. Demikian pula, karwena anemia defesiansi zat besi merupakan stadium akhir dari suatu proses deteriorasi pada tingkat hemoglobin yang relatif jarang , lebih banyak lagi orang- orang menderita defisiensi zat besi dengan akibat- akibat yang merugikan kesehatan dan kemampuan fisik dari pada anemia itu sendiri. Banyak sekali akibat- akibat defisiensi zat besi. Akibat defisiensi itu adalah:
Bayi dan anak( 6-9):
Gangguan perkembangan motorik dan kordinasi
Gangguan perkembangan bahasa dan kemajuan belajar
Pengaruh pada psikologis dan perilaku
Penurunanaktifitas fisik
Orang dewasa pria dan wanita(10,11):
Penurunan kerja fisik dan daya pendapatan
Penurunan daya tahan terhadap keletihan
Wanita hamil(12-15)
Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin
Peningkatan resiko berat badan lahir rendah
Kuncinya adalah , bahwa hemoglobin mempunyai peran mengangkut oksigen kejaringan, sehingga kemampuan bekerja dan prestasi fisik orang- orang yang kadar hemoglobinnya menurun akan berkurang. Dasar biokimiawi gangguan perkembangan dan perubahan perilaku masih belum jelas, tapi mungkin berhubungan dengan perubahan- perubahan fungsional tertentu di tingkat sel; misalnya perubahan enzim- enzim tertentu yang mengandung zat besi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar