Melahirkan seorang bayi merupakan suatu anugerah bagi sebuah keluarga. Karena itu menunjukkan bahwa mereka dapat mendapatkan keturunan yang sangat diharapkan dalam sebuah keluarga dan yang mereka harapkan adalah melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor melahirkan bayi yang sehat adalah dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh pada ibu hamil untuk menjaga kehamilannya tersebut. Soetjiningsih (1995) mengatakan bahwa gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan, dimulai dari sel telur yang dibuahi hingga menjadi janin didalam rahim. Karena tidak semua ibu hamil memperhatikan kebutuhan gizi yang diperlukan saat hamil karena kurangnya pengetahuan mereka tentang hal tersebut. Sehingga menyebabkan banyaknya angka kematian ibu hamil pada saat persalinan.
Dimulai dari konsepsi hingga melahirkan, ibu dan anak merupakan satu kesatuan yang erat dan tak terpisahkan. Kesehatan ibu, fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Agar bayi yang sehat dapat dilahirkan dalam dengan selamat, satu-satunya jalan yang dapat ditempuh hanyalah melalui pemeliharaan kesehatan ibu. Pengalaman dari beberapa generasi menunjukkan bahwa kerawanan dan ketergantungan janin pada ibu mengarah pada adanya kebutuhan dan perawatan khusus selama kehamilan.
Sejalan dengan kemajuan zaman, hasil kehamilan yang diharapkan tidak hanya bayi yang sekedar hidup, tetapi juga bayi yang sehat. Hal ini merupakan bukti peninggalan tanggung jawab sosial dan moral masyarakat. Bahwa gizi yang baik sangat berperan dalam proses yang efisien. Yang dapat dibuktikan dari hasil pengamatan waktu musibah, dalam keadaan demikian tidak datangnya haid pada wanita usia subur tidak jarang dijumpai. Dampak lain yang juga dapat di catat adalah meningkatnya angka lahir mati, angka kematian lahir dini, serta menurunnya berat lahir rata-rata (Aebi, H & R. G. Whitehead, 1980).
Kematian yang terjadi pada tahun pertama setelah kelahiran hidup disebut kematian bayi. Kematian bayi dan anak sampai umur lima tahun relatif sangat tinggi. Hal ini erat hubunganya dengan kemampuan orang tua dalam memberikan pemeliharaan dan perawatan pada anak-anaknya. Karena faktor sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan tersebut, maka kematian bayi dan anak sering kali digunakan sebagai indikator taraf kesehatan dan taraf sosio ekonomi penduduk (United Nation, 1973). Pengetahuan mereka mengenai makanan yang bergizi hanya berpatokan pada karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin saja. Sedangkan seperti zat besi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh pada saat persalinan jarang mereka perhatikan. Sehingga berdampak pada banyaknya kurang darah pada saat hamil dan berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya.
Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi turun, sakit kepala, mudah terserang penyakit, mata berkunang-kunang. Selain itu wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku penderita sangat pucat (Soetjiningsih, 1997). Kalau anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak nafas bahkan lemah jantung.
Selain kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan gizi kurang yang menyebabkan ibu hamil menderita anemia, juga disebabkan oleh status sosial ekonomi keluarga yang minim. Dimana seorang ibu hamil sangat membutuhkan suatu asupan gizi yang sangat banyak. Tetapi dengan keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan, maka ibu tersebut kurang mendapatkan gizi yang seharusnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan janin, atau bisa juga mengakibatkan kematian pada ibu tersebut pada saat persalinan. Setyowati (2003) menyatakan bahwa berbagai gangguan akan dialami wanita hamil dan janinnya, jika Si ibu menderita anemia. Pengaruh kurang baik ini berlangsung selama kehamilan, saat persalinan atau selama memasuki masa nifas dan masa laktasi serta waktu selanjutnya.
Ibu hamil dengan penderita anemia kemungkinan akan melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) atau bisa jadi salah satu penyebab kematian ibu hamil di karenakan adanya pendarahan pada saat persalinan. Ariawan (2001) menuturkan bahwa anemia gizi pada kehamilan adalah kondisi ketika kadar hemoglobin lebih rendah dari pada normal karena kekurangan satu atau lebih nutrisi esensial.
Perbaikan gizi dan kesehatan pada ibu-ibu penderita sudah banyak dilakukan di Negara maju. Hal ini dapat terlihat dalam bertambahnya tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) ibu hamil. Dibandingkan dengan di Negara berkembang, yang mana perbaikan gizi dan kesehatan yang dilakukan masih minim sekali, keadaan tersebut dapat mempengaruhi berat lahir yang berbeda secara bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar