Selamat Datang !!!

Selamat datang di Blogku, Semoga bermanfaat, Tolong tinggalkan komentar....!

Rabu, 07 Desember 2011

Konsep Dasar Pola Asuh Gizi

2.1.1     
   Pengertian
Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak (child rearing) adalah bagian penting dan mendasar, menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik. Terlihat bahwa pengasuhan anak menunjuk kepada pendidikan umum yang diterapkan pengasuh terhadap anak berupa suatu proses interaksi antara orang tua (pengasuh) dengan anak (yang diasuh). lnteraksi tersebut mencakup perawatan seperti dan mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun sosialiasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat

Pola asuh gizi / makan adalah cara pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang diberikan dengan penuh kasih sayang
2.1.2        Prinsip Pola Asuh Gizi pada Balita
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Adakalanya anak tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu memberikan susu. Kebiasaan demikian akan mengarah ke diet yang hanya terdiri dan susu saja. Berikan nasihat kepada ibu atau pengasuhnya bahwa kebiasaan demikian tidak baik bagi anaknya. Ibu harus dapat bertindak keras, jika anak sehat tidak mau makan makanan padatnya, jangan diberikan susu sebagai pengganti akan tetapi bawa pergi makanan itu dan coba lagi jika anak sudah lapar.
Tabel 2.1. Kecukupan gizi rata-rata pada anak prasekolah (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke-4)

Golongan
umum
Berat
badan
Tinggi
badan
Energi
Protein
1-3 tahun
4-6 tahun
12 kg
18 kg
89 cm
108 cm
1220 Kkal
1720 Kkal
23 gram
32 gram

Anak di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi.
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat berpengaruh pada pertumbuhan seorang balita. Masa balita adalah masa pertumbuhan sehingga memerlukan gizi yang baik. Bila gizinya buruk maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya di usia sekolah dan prasekolah.
2.1.3        Kecukupan  Gizi Rata-Rata Pada Balita
pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu. Pengertian dasar ini perlu disinggung dalam setiap materi penyuluhan.
1.         Energi. Zat gizi yang mengandung energi terdiri dan protein, lemak, dan karbohidrat. Tiap gram protein maupun karbohidrat memberi energi sebanyak 4 kilokalori, sedangkan tiap gram lemak 9 kilokalori. Dianjurkan supaya jumlah energi yang diperlukan didapatkan dan 50-60% karbohidrat, 25-35% lemak selebihnya 1045% protein.
2.         Protein. Disarankan untuk memberi 2,5-3 gram tiap kilogram berat badan balita. Protein yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh, serta harus yang berkualitas tinggi seperti protein hewan.
3.         Mineral dan vitamin. Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang lebih 0,7-0,8 gram kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi. Menu yang setiap harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur, sayur, buah dan serealia (nasi, roti, kentang, mi), akan mengandung cukup vitamin dan mineral.
4.         Cairan. Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap harinya. Pada keadaan sakit seperti infeksi dengan suhu tubuh tinggi, diare, atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghindari kekurangan cairan.
2.1.4        Pola Asuh Pemberian Gizi Seimbang Balita Sehari-Hari
1.         Makanan pagi
1)        Bubur beras atau roti diolesi dengan mentega atau margarin
2)        Telur, daging, atau ikan
3)        Satu gelas susu
2.         Makanan siang
1)        Nasi
2)        Daging, ayam, ikan, telur, tahu, atau tempe
3)        Sayur seperti tomat, wortel, bayam
4)        Buah seperti pisang, jeruk, pepaya, apel
5)        Satu gelas susu
3.         Makan malam/sore
1)        Nasi atau roti diolesi dengan mentega atau margarin
2)        Daging, ayam, ikan, tahu atau tempe
3)        Sayur- mayur
4)        Buah atau pudding
5)        Satu gelas susu
Di antara makan pagi dan makan siang, juga antara makan siang dan makan malam anak dapat diberi snack seperti biskuit, keju, kue basah, es krim. Jangan memberikan makanan tersebut terlalu banyak hingga mengganggu nafsu makannya diwaktu makan siang atau makan malam.
2.1.5        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Gizi
faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh gizi antara lain:
2.1.5.1  Tingkat Pendapatan Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga relatif lebih mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan, dimana konsumsi pangan pada balita ditentukan dan pola asuh gizi, terutama pada keluarga golongan miskin. Hal ini disebabkan karena penduduk golongan miskin menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk memenuhi kehutuhan makanan. Dua peubah ekonomi yang cukup dominan sebagai determinan pola asuh gizi adalah pendapatan keluarga dan harga (baik harga pangan maupun harga komoditas kebutuhan dasar).
Perubahan pendapatan dapat mempengaruhi perubahan pola asuh gizi yang secara langsung mempengaruhi konsumsi pangan pada balita. Meningkatnya pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya penurunan pendapatan akan rnenyebabkan penurunan dalam hal kualitas penurunan kuantitas pangan yang dibeli.
2.1.5.2  Tingkat pendidikan ibu
Tingkat pendidikan adalah jenjang aktifitas dan usaha manusia untuk rneningkatkan kepribadiannva dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, rasa, karsa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera dan keterampilan keterampilan) melalui pendidikan formal. Adapun tingkat pendidikan di negara kita meliputi : pendidikan dasar, pendidikan rnenengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalarn tumbuh kembang anak. karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik/cara mempraktekkan pola asuh dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana cara menjaga kesehatan anak, pendidikannya dan sebagainya.
2.1.5.3  Tingkat pengetahuan ibu
Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan :
1)        Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
2)        Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal, pemeliharaan dan energi.
3)        Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum disetiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Lain sebab yang penting dan gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi, dengan pengetahuan yang kurang dapat menentukan pola asuh gizi yang dilaksanakan sehari-hari.
2.1.5.4  Jumlah anggota keluarga
Besar kecilnya jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap pembagian pangan pada masing-masing anggota keluarga. Pada keluarga yang memiliki balita, dengan jumlah anggota keluarga yang besar bila tidak didukung dengan seimbangnya persediaan makanan di rumah maka akan berpengaruh terhadap pola asuh yang secara langsung mempengaruhi konsumsi pangan yang diperoleh masing-masing anggota keluarga terutama balita yang membutuhkan makanan pendamping ASI. Program Keluarga Berencana telah mencanangkan bahwa jumlah anggota keluarga yang paling ideal adalah 4 orang. Program pemerintah ini bertujuan agar anggota keluarga dengan jumlah sekian diharapkan dapat lebih memudahkan keluarga tersebut mencukupi semua kebutuhan anggota keluarganya, tanpa menanggung beban kebutuhan anggota keluarganya yang banyak. Namun program pemerintah ini belum 100 % berhasil. Terbukti dengan masih banyaknya keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak. Hal ini lebih banyak dilihat pada keluarga yang tinggal di pedesaan.
2.1.5.5  Budaya pantang makanan
Pola asuh dan pola konsumsi makanan merupakan hasil budaya masyarakat yang bersangkutan. dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat kemajuan budaya masyarakat tersebut. Pola asuh ini diajarkan dan bukan diturunkan secara herediter dan nenek moyang sampai generasi sekarang dan generasi-generasi yang akan datang. Pendapat masyarakat tentang konsepsi kesehatan dan gizi sangat berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan. Salah satu pengaruh yang sangat dominan terhadap pola konsumsi adalah pantangan atau tabu. Terdapat jenis-jenis makanan yang tidak boleh dimakan oleh kelompok umur tertentu atau oleh perempuan remaja atau perempuan hamil dan menyusui. Larangan ini sering tidak jelas dasarnya, tetapi mempunyai kesan larangan dan penguasa supernatural, yang akan memberii hukuman bila larangan tersebut dilanggar. Namun demikian, orang sering tidak dapat mengatakan dengan jelas dan pasti. siapa yang melarang tersebut dan apa alasannya.

1 komentar:

  1. asalamualaikum...
    untuk konsep pola asuh gizi sendiri apakah ada konsep kusus, dan ada literaturnya ya? atau kita menggabungkan dari berbagai teori?
    terimakasih .

    BalasHapus