- Pengertian
¨ Sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat
¨ Ekonomi adalah segala usaha manusia dalam memenuhi
¨ kebutuhannya guna mencapai kemakmuran hidupnya, pengaturan rumah tangga
¨ Sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi keluarga harus melalui variabel-variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan
¨ Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah tersebut
- Variabel yang diukur dalam sosial ekonomi keluarga
¨ Pendapatan keluarga
Kemiskinan sebagai salah satu determinan sosial ekonomi merupakan penyebab gizi kurang yang pada umumnya menduduki posisi pertama Menurut Emil Salimbahwa kemiskinan adalah merupakan suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. Salah satu akibat dari kurangnya kesempatan kerja adalah rendahnya pendapatan masyarakat. Kurangnya kesempatan kerj a yang tersedia tidak lepas dan struktur perekonomian Indonesia yang sebagian besar masih tergantung pada sektor pertanian termasuk masyarakat pedesaan yang sebagian besar hidup dan hasil pertaniaan (agraris) dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris hanya bersifat sambilan sebagai pengisi waktu luang. Tolok ukur yang umumnya digunakan untuk penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin adalah tingkat pendapatan.
Pendapatan merupakan nilai maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti semula
Terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status gizi. Hal itu karena tingkat pendapatan merupakan faktor yang menetukan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan (FKM UI, 2007 : 176). Hal mi akan berdampak terhadap status gizi balita yang pada umumnya akan menurun (Depkes RI, 2000 : 3).
Berdasarkan survey pendapatan dan pengeluaran rumah tangga
tahun 2008 oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro,
pendapatan keluarga di Kabupaten Bojonegoro dibedakan menjadi 3
golongan:
1) Pendapatan rendah : dibawah Rp 625.000 per bulan
2) Pendapatan sedang : Rp 625.000- Rp 1.105.000 per bulan
3) Pendapatan tinggi : diatas Rp 1.105.000 per bulan
¨ Pendidikan ibu
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan
adalah pendidikan yang terlampau rendah. Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya (Ahmadi Abu, 1997 : 344). Tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat kesehatan karena unsur pendidikan ibu dapat berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dir kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 tahun 2003).
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan yang melandasi tingkat pendidikan menengah. Adapun tingkat pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Adapun bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan tingkat pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (UU RI No. 20 tahun 2003).
Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Y.B Mantra yang dikutip oleh pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan (Nursalam dan S Pariani, 2001 33). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor orang tua salah satunya adalah pendidikan orang tuanya. Untuk mengatasi masalah perkembangan anak upaya yang harus dilakukan orang tua adalah mencari berbagai hal informasi (seperti mengakses internet, mengikuti penyuluhan atau seminar, membaca buku) tentang perkembangan anak terutama bagaimana cara menstimulasi dan mendeteksi dini terjadinya penyimpangan perkembangan. Peran tenaga kesehatan sangat penting dalam komunitas untuk memberikan pendidikan kesehatan khususnya pada masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan rendah, supaya dapat dilakukan upaya deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang.
¨ Pekerjaan ibu
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga
Batasan ibu yang bekerja adalah ibu-ibu yang melakukan aktivitas ekonomi mencari penghasilan baik di sektor formal maupun informal yang dilakukan secara reguler di luar rumah. Tentunya aktivitas ibu yang bekerja akan berpengaruh terhadap waktu yang dimiliki ibu untuk memberikan pelayanan/kasih sayang terhadap anaknya (http://syehaceh.wordpress.com). Anak yang mendapatkan perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional, selalu mendapat senyuman, mendapat makanan yang seimbang maka keadaan gizinya lcbih baik dibandingkan dengan teman scbayanya yang kurang mendapat perhatian orang tua . Anak yang diasuh oleh nenek atau tetangga bukan kerabat kemungkinan juga menjadi penyebab masalah gizi (http://www.kompas.com). Selain itu para ibu yang mencari nafkah tambahan pada waktu-waktu tertentu misalnya pada musim panen mereka pergi memotong padi para pemilik sawah yang letak sawahnya jauh dan tempat tinggal para ibu tersebut. Anak-anaknya terpaksa ditinggalkan di rumah sehingga kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Para ibu yang menerima pekerjaan tetap sehingga harus meninggalkan anaknya dan pagi sampai sore. Dengan demikian pemberian ASI atau makanan tambahan tidak dilakukan sebagaimana mestinya
Pekerjaan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1) Bekerja PNS/ABRT, swasta, buruh/pegawai tidak tetap.
2) Tidak bekerja/ibu rumah tangga