Selamat Datang !!!

Selamat datang di Blogku, Semoga bermanfaat, Tolong tinggalkan komentar....!

Selasa, 10 April 2012

psikologis masa menopause

Memasuki usia di atas 50 tahun bagi wanita yang sangat dikhawatirkan adalah datangnya menopause, berbagai mitos dan ketakutan biasanya menghantui kaum perempuan, apalagi bila dihubungkan dengan masalah keharmonisan rumah tangga. Kebanyakan perempuan yang mengalami gejala-gejala ini dapat menimbulkan stress, biasanya mengalami penurunan kualitas hidup dan rasa percaya diri. Sementara itu keluhan jangka panjang yang bisa dirasa adalah adalah hilangnya kepadatan tulang yang berkelanjutan (osteoporosis), pada akhirnya dapat mengakibatkan kepatahan/ keretakan pergelangan ,pinggul dan punggung.

Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan proyeksi penduduk tahun 2008, terdapat 5.320.000 perempuan Indonesia memasuki masa menopause per tahunnya, sementara sekitar 25 juta perempuan di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Perempuan memasuki masa menopause umumnya terjadi di umur rata-rata adalah pada awal 51 tahun atau pertengahan usia 50-an. Data Departemen Kesehatan tahun 2006 di Indonesia jumlah wanita yang telah mengalami menopause telah mencapai 30 juta jiwa dan yang mengalami kecemasan sebanyak 10%. Di Jawa Timur tahun 2006 wanita yang telah mengalami menopause sebanyak 5 juta jiwa dan yang mengalami kecemasan sebanyak 18%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik tanggal 9-10 April Tahun 2012 pada 8 wanita menopause dengan wawancara didapatkan 6 ibu mengetahui tentang menopause dan dari 6 ibu tersebut 4 mengatakan cemas dengan perubahan fisik yang dialaminya. Sedangkan 2 ibu belum mengetahui tentang menopause dan mengatakan cemas dengan perubahan fisiknya.
Sebagian besar perempuan Indonesia tidak mengetahui dampak yang bisa timbul saat memasuki masa menopause. Padahal saat memasuki masa tidak haid lagi, perempuan bisa saja menjadi rentan terhadap resiko penyakit  seperti pengeroposan tulang, alzheimer (pikun), resiko penyakit jantung, nyeri pada vagina karena kering, penanggalan gigi, serta dapat berakibat sakit mata. Berhentinya siklus menstruasi dirasakan sebagai hilangnya sifat inti kewanitaannya karena sudah tidak dapat melahirkan anak lagi. Masa menopause pasti terjadi namun seseorang bisa menjalaninya dengan sehat dan tanpa gangguan psikologis khususnya kecemasan bila mengetahui apa itu masa menopause dan bagaimana cara menjaga kesehatan fisik dan kejiwaan masa menopause. Namun bagi yang tidak mengetahuinya  menopause kerap kali hanya dilihat sebagai masalah fisik yang memerlukan penanganan medis semata. Akibat lebih jauh adalah timbulnya perasaan tidak berharga karena tidak bisa hamil lagi, dan merasa tidak berarti dalam hidupnya sehingga muncul rasa khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang yang dicintainya akan berpaling dan meninggalkannya
Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian. Di tengah keluarga yang harmonis, kesiapan menerima proses penuaan makin besar tanpa menghadapi gejala klinis yang berarti
Oleh karena itu, untuk mengurangi gejala dan kecemasan dalam menghadapi menopause, dapat dilakukan dengan cara makan makanan bergizi, melakukan olahraga, dan melakukan teknik relaksasi misalnya jalan kaki atau naik sepeda. Peran tenaga kesehatan komunitas harus lebih mengaktifkan posyandu bagi wanita usia lanjut dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung kesehatan fisik seperti olah raga rutin, kegiatan sosial dan lain-lain. Selain itu pemberian informasi seputar masa menopause akan membantu para wanita untuk berperilaku bersih dan sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar