Perawatan antenatal merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Terkadang ibu hamil terlambat melakukan perawatan pada kandungannya sehingga berpengaruh negatif bagi perkembangan janin. Untuk mengantisipasi itu, perawatan kandungan pada ibu hamil atau perawatan antenatal sedini mungkin sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi janin dan perkembangan kandungan. Hal ini juga dilakukan guna mencegah Kehamilan Risiko Tinggi (KRT). Meskipun penting untuk dicamkan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan suatu hal yang harus segera dilakukan ketika hamil, ada banyak ibu-ibu (terutama yang baru pertama kali menjadi ibu) yang bertanya-tanya apa pentingnya melakukan pemeriksaan tersebut. Beberapa alasan mengapa Anda harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara aktif ketika hamil dijelaskan dibawah ini. Terlepas dari pentingnya pemeriksaan kehamilan, ada banyak wanita hamil yang tidak melakukannya. Hal ini terjadi karena beberapa alasan; namun, alasan yang paling umum terkait dengan keuangan. Apabila tidak memiliki asuransi atau asuransi kesehatan tidak mencakup pemeriksaan kehamilan, pasti terpengaruh dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan kehamilan ini.
Menurut bank data depkes RI sampai tahun 2009 didapatkan data cakupan kunjungan K4 di Jawa Timur didapatkan data pada tahun 2000 sebesar 77,33%, tahun 2001 sebesar 77,04% (menurun), tahun 2002 sebesar 55,20% (menurun), tahun 2003 sebesar 81,19% (meningkat), tahun 2004 sebesar 76,34% (menurun), tahun 2005 sebesar 79,45% (meningkat), tahun 2006 sebesar 80,57% (meningkat), tahun 2007 sebesar 82,74% (meningkat), tahun 2008 sebesar 82,54% (menurun). Berdasarkan data profil kesehatan Jawa Timur tahun 2010 didapatkan data cakupan K1 untuk tingkat provinsi sebesar 632.571 (96,67%) dari jumlah 654.382 ibu hamil. Sedangkan untuk cakupan K4 didapatkan cakupan sebesar 576.297 (88,07%) dari jumlah 654.382 ibu hamil. Hal tersebut menunjukkan terjadi penurunan cakupan K1 ke K4 di tingkat provinsi dari tahun yang sama. Sedangkan untuk data tingkat Kabupaten Mojokerto didapatkan data cakupan K1 sebesar 17.391 (94,87%) dari jumlah 18.335 ibu hamil. Untuk cakupan K4 didapatkan 16.607 (90.58%) dari jumlah 18.335 ibu hamil. Hal tersebut juga menunjukkan terjadi penurunan cakupan K1 ke K4 di tingkat kabupaten Mojokerto di tahun yang sama.
Banyak faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya, salah satunya adalah tidak adanya keluhan dalam kehamilan ibu tersebut, mereka menganggap bahwa proses kehamilan pasti akan berjalan dengan normal dan pemeriksaan kehamilan cukup dilakukan pada hari-hari mendekati persalinan. Oleh karena itu pemeriksaan kehamilan yang tidak dilakukan secara teratur akan mengakibatkan rendahnya pengetahuan ibu terhadap suat kelainan pada kehamilan. Kondisi ibu ini dapat menjadi masalah tersendiri yang dapat mengakibatkan kurangnya deteksi dini tanda bahaya kehamilan yang akan menyebabkan meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas. Pengetahuan ibu hamil sangat diperlukan supaya dapat selalu menjaga dan mengetahui kondisi kehamilannya sendiri karena bidan tidak dapat terus menerus mendampingi ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil tersebut dapat diperoleh dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan.
Upaya untuk meningkatkan cakupan dan keteraturan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya dapat dilakukan dengan mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik serta mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai pola nutrisi, mempersiapkan persalinan dan menyusui. Hal yang terpenting untuk meningkatkan cakupan kunjungan adalah tenaga kesehatan harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatannya terutama dalam hal pemeriksaan kehamilan. Kesadaran akan pentingnya pemeriksaan harus selalu ditanamkan pada ibu hamil supaya dapat menjalani kehamilan dengan aman dan sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar