Selamat Datang !!!

Selamat datang di Blogku, Semoga bermanfaat, Tolong tinggalkan komentar....!

Rabu, 25 April 2012

remaja dan kehamilan


REMAJA yang merupakan generasi penerus perjuangan bangsa menghadapi berbagai permasalahan dari dalam dirinya maupun lingkungan. Masalah remaja pada hakekatnya bersumber pada perubahan organobiologik akibat pematangan organ-organ reproduksi yang seringkali tidak diketahui oleh remaja sendiri. Untuk itu perlu ditangani secara lebih serius. Salah satu permasalahan yang perlu penanganan secara khusus adalah kesehatan reproduksi remaja.
Terlalu cepat atau terlambat perkembangan seks pada remaja akan menjadi masalah bagi remaja. Demikian juga masalah akan timbul karena informasi-informasi yang salah tentang seks yang diberikan oleh lingkungannya.
Sesuai dengan taraf perkembangan emosinya yang masih labil, hasrat untuk bereksperimen yang besar juga bisa menjadi permasalahan bagi remaja antara lain perbuatan seks di luar nikah, perkosaan, masturbasi, homoseks, lesbian dan berbagai kelainan seksual.
Penyebab perbuatan seks di luar nikah adalah karena faktor dari dalam diri individu sendiri yaitu hal-hal yang berpengaruh dalam perkembangan remaja misalnya kurang memiliki informasi tentang seks yang benar, rasa solidaritas dengan teman sebaya dan faktor dari luar dirinya seperti kesempatan-kesempatan yang tersedia dari lingkungan antara lain fasilitas, kendaraan, uang, akomodasi, buku bacaan porno, film porno, keadaan rumah yang sepi, norma-norma yang berlaku di masyarakat, keadaan sosial ekonomi dan lain-lain.
Selain itu persepsi remaja yang mulai bergeser terhadap kehamilan remaja menjadi masalah tersendiri bagi kehidupan remaja masa kini. Hal tersebut dikarenakan remaja yang sudah tidak lagi takut untuk melakukan hubungan seksual karena mereka sudah mengetahui cara menghindari kehamilan, walau banyak yang akhirnya dari mereka mengalami kehamilan karena seks bebas yang mereka lakukan. Selain itu persepsi mereka yang mengira bahwa kehamilan bisa diselesaikan dengan melakukan pengguguran merupakan hal yang sangat memprihatinkan.

KEHAMILAN REMAJA
Seorang wanita secara biologik sudah memasuki usia subur beberapa tahun sebelum mencapai usia subur atau beberapa tahun sebelum mencapai umur dimana kehamilan dan persalinan dapat berlangsung dengan aman. Kurun waktu yang paling aman adalah antara 20-30 tahun. Setelah itu resiko terhadap ibu dan anak akan meningkat setiap tahun. Angka kematian anak dan ibu remaja 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian anak dan ibu yang berumur 20-30 tahun. Jelaslah bahwa kehamilan remaja merupakan kehamilan resiko tinggi (high risk pregnancy).
Kehamilan mempunyai dampak negatif terhadap kesejahteraan seorang remaja. Sebenarnya remaja belum siap mental untuk hamil, namun karena keadaan ia terpaksa menerima kehamilan resiko tinggi, terhentinya sekolah dan masa depan yang suram.
Apalagi bila kehamilan tersebut terjadi di luar nikah. Ada kemungkinan ia akan diusir atau diungsikan oleh keluarganya, diberhentikan dari pekerjaan dan selanjutnya menghadapi masa depan yang tidak menentu.
Secara biologik remaja sudah siap menjadi ibu. Namun secara psikologik ia belum matang untuk bertugas mengasuh dan mendidik anak.
Kehamilan di luar nikah dapat berakhir dengan perkawinan yang terpaksa, pengguguran kandungan atau pengungsian untuk sementara. Apapun yang dipilih mempunyai dampak negatif terhadap perkembangan mental emosional remaja.
Kehamilan remaja juga memiliki dampak medik. Ada dua komplikasi utama yang dihadapi oleh seorang remaja yang hamil. Pertama adalah keracunan kehamilan yang ditandai dengan bengkak terutama di kaki dan tangan serta tekanan darah tinggi. Bila tidak mendapat pengobatan yang baik dan benar, maka keadaan ini dapat menimbulkan kejang-kejang yang pada gilirannya dapat membawa maut bagi ibu maupun bayinya. Yang kedua adalah ketidakseimbangan besarnya bayi dan ukuran panggul. Biasanya hal ini menyebabkan macetnya persalinan. Bila tidak diakhiri dengan operasi Caesar maka keadaan ini dapat menyebabkan kematian ibu maupun janinnya.
KEBIJAKAN PEMBINAAN
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja diarahkan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja sebagai bagian dari peningkatan status kesehatannya dan pengembangan peran serta remaja secara aktif dalam kesehatan keluarga dengan dukungan stakeholder terkait.
Peningkatan kesehatan reproduksi remaja dilaksanakan melalui jaringan pelayanan upaya kesehatan dasar dan rujukan yang telah ada sedangkan dalam rangka menanggulangi terjadinya tingkah laku remaja yang menyimpang diperlukan pendekatan komprehensif dan terintegrasi. Juga yang tidak kalah pentingnya adalah peran serta dari remaja sendiri. Hal ini mengingat bahwa remaja bukanlah suatu objek yang pasif melainkan subjek yang aktif yang memiliki ciri-ciri antara lain kemurnian idealisme, keberanian dan keterbukaan dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan baru, semangat pengabdian, spontanitas dan dinamik serta keinginan untuk mewujudkan gagasan baru.
Secara simbolik remaja harus memiliki jiwa perahu tradisional Pinisi yang mampu menghadapi segala rintangan dan halangan cuaca, gelombang, samudra dan badai yang ganas membentang dari Indonesia sampai Vancouver, Kanada. Pinisi dapat pula diartikan (PIN=Pribadi yang mantap I= Ilmu yang tinggi, S=Tubuh yang sehat, I-Iman yang kuat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar